top of page
  • Gambar penulisIndah Utami

Dewi ‘Dee’ Lestari Ungkap Proses Pembuatan Supernova


BookTalk Rantai Tak Putus karya Dewi 'Dee' Lestari

Indonesia International Book Fair (IIBF) 2020 yang diselenggarakan secara virtual, menghadirkan 75 mata acara yang salah satunya adalah Temu Penulis. Kamis, 1 Oktober 2020 pukul 14.00 – 15.00 WIB merupakan waktunya temu penulis bersama Dewi ‘Dee’ Lestari serta booktalk mengenai buku terbarunya Dee berjudul “Rantai Tak Putus”.

Ditemani seorang blogger dunia olahraga, Didik Djunaedi. Acara tersebut dilaksanakan via Shopee Live.




Untuk kamu yang belum mengenal sosok Dewi ‘Dee’ Lestari, ia adalah seorang penyanyi sekaligus penulis ternama Indonesia. Lagu Malaikat Juga Tahu merupakan salah satu lagu ciptaannya. Beberapa buku karyanya yang terkenal, yaitu Supernova, Rectoverso, Perahu Kertas, dan Filosofi Kopi.

Menjadi penulis adalah cita-cita yang terpendam dari kecil. Manuskrip Supernova ditulis oleh Dee sejak tahun 2000 di usianya yang ke-24. Lalu, saat Dee akan berulang tahun ke-25 di 2001, ia berkata, “Wah, 25 tahun. Tonggak, nih. Seperempat abad. Saya mau bikin apa ya? Karena saya tahu, temen-temen saya yang lain ada yang naik gunung sendirian, ada yang bikin sesuatu, pencapaian macam-macam lah. Saya pikir, saya juga mau melakukan sesuatu. Wah, nerbitin buku, deh. Karena itu juga pemenuhan cita-cita sejak kecil.”

Karena Dee sudah hobi menulis sejak sekian lama, baginya sudah saatnya ia berkarya. Jadi Dee mengejar terbitnya Supernova lebih karena memenuhi pencapaian di umur 25 tahun.

Ketika penulis kelahiran Bandung ini menulis manuskrip Supernova. Ia mengatakan, "Ini dia, nih. Ini dia buku pertama yang akan saya lihat di rak toko buku." Dan saat publishing Dee mengaku tidak ada beban, karena tidak melewati screening penerbit dan sebagainya.

Tapi semuanya dilakukan secara gerilya dan mandiri dengan segala ketidaktahuannya. Bermodalkan tekad, Dee pun merilis Supernova. Sejak itu lah publik mengenalnya sebagai penulis dengan nama pena ‘Dee’ sampai sekarang.

Saat novel Supernova tiba-tiba booming. Itu merupakan suatu hal yang diluar dugaan, ujar Dee. Terbit pada 2001, seri Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh menjadi best seller dengan 12 ribu eksemplar dalam 35 hari.

“Padahal saya tidak membayangkannya, karena waktu itu saya nyetak tujuh ribu ditambah lima ribu buku, jadi total dua belas ribu buku. Saya bayangin itu, saya bakal jualan buku sampai nenek-nenek, Mas. Karena merasa dua belas ribu buku banyak banget. Dan jumlah itu pun terjadi karena kecelakaan, karena ketidaktahuan saya. Jadi saya membayangkan seumur hidup mungkin hanya menjual satu buku saja.” Curhatnya kepada Didik yang menjadi host.

Novel Supernova (2001) Dee Lestari

Supernova sendiri memang konsepnya dibuat untuk menjadi novel serial. Maka dari itu, setelah selesai Supernova 1 (Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh) yang terbit pada 2001, Dee langsung menulis Supernova 2 (Akar) dan terbit di tahun selanjutnya. Kemudian lanjut ke Supernova 3 (Petir) di 2003.



Pada saat penulisan Supernova 3, Dee baru saja memiliki buah hati sehingga ia memutuskan untuk jeda sementara dari menulis novel. Baginya agak sulit untuk mengurus bayi dibarengi menulis novel. Mengurus bayi harus jauh lebih intensif dari menulis novel.

Akhirnya ia pun melihat kembali tulisan-tulisan lamanya. Banyak karya yang tidak pernah terpublikasi sebelumnya seperti cerpen-cerpen dalam Filosofi Kopi.

“Wah, ini kalau dijumlah-jumlah bisa jadi kompilasi, plus saya baru mengerjakan beberapa cerita pendek yang memang baru saya tulis pas tahun 2006 ketika Filosofi Kopi terbit gitu.”

Maka dari itu, akhirnya buku ke-4 karya Dee yang terbit adalah Antologi Cerpen Filosofi Kopi yang diangkat menjadi film layar lebar pada 2015 dengan judul yang sama, yaitu Filosofi Kopi.


Novel serial Supernova sendiri terbagi ke dalam 6 buku. Dee pun berhasil menyelesaikan keenam seri tersebut.

Supernova 6: Intelegensi Embun Pagi

Namun, siapa sangka? Meski banyak mencuri hati para pembacanya ternyata judul seri terakhir Supernova: Intelegensi Embun Pagi telah dibuat sejak ia menulis seri pertamanya.


Buku keenamnya baru terbit 15 tahun kemudian, tepatnya pada 2016. Waktu yang sangat lama bukan? Meski begitu, para penggemarnya begitu setia menunggu hingga saatnya tiba, seri terakhir dari Supernova pun kembali menjadi best seller.



Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page